Friday, October 17, 2014

Kita dan Zombi, Apa Hubungannya?

Mungkin, kita semua mengenal yang namanya zombi. Meskipun dalam dunia nyata kita tidak tahu keberadaannya. Tapi, mungkin kita sering menyaksikan jenis manusia seperti ini di televisi. Sebagian orang dengan asyiknya menonton film ini. Sebagian yang lain sebaliknya.

Ketika kita mendengar kata zombi, yang terbayang dalam benak kita adalah dia manusia yang memiliki wajah yang seram dan tubuhnya yang bau seperti mayat. Kalau berjalan, dia berjalan dengan lambat, tapi ketika dia menemui mangsanya dia akan berjalan dengan cepat. Dialah manusia yang haus dan lapar. Haus akan darah, lapar akan daging. Dia selalu memakan sesama jenisnya. Ketika dia memakan sesama jenisnya, dia memakannya dengan liar dan ganas. Lalu, apa hubungannya dengan kita?

Kita mencoba mengambil sedikit banyaknya pelajaran dari tingkah laku jenis manusia ini.

Kalau kita perhatikan bentuk tubuh kita, kita dapati tubuh kita tidak bau seperti mayat. Wajah kita juga tidak seram seperti zombi. Kita tidak memakan daging manusia. Tapi, perhatikanlah.

Memakan sesama jenis

Kalau kita perhatikan, tanpa disadari, mungkin tingkah laku yang kita kerjakan setiap hari sama halnya dengan yang zombi kerjakan. Kita dengan sadar atau tidak sadar, terkadang suka memakan daging manusia. Mungkin, sebagian dari kita,  ketika bertemu dengan sesama, dengan asyiknya membicarakan keburukan saudara kita sendiri. Sebagaimana yang tercantum di dalam al-Quran surat al-Hujurat ayat 12, bahwasannya orang yang membicarakan atau mencari-cari keburukan orang lain sama halnya dengan memakan daging saudaranya sendiri. Terkadang, kita ini haus akan celah-celah kesalahan orang lain. Mencari, dan menyebarkannya kepada yang lain. Dan hal itu memberikan kenikmatan dan kepuasan tersendiri.

Wajah yang seram

Ketika kita mencari atau membicarakan keburukan orang lain, seketika itu, kita juga sedang memperbanyak keburukan diri kita sendiri. Jika seandainya keburukan itu berbentuk seperti wajah, maka, kita memiliki wajah yang menyeramkan. Orang lain akan menjauh  dan merasa jijik terhadap kita. Sebenarnya, keburukan dalam hal ini begitu menyeramkan. Sebagian dari kita, berusaha menutupi keburukan dirinya sendiri dengan membuat yang lain terlihat lebih buruk dari kita sendiri.
Rasanya, ada kenikmatan dan kepuasan tersendiri yang dihasilkan dari mencari dan membicarakan keburukan saudara kita sendiri. Semakin banyak keburukan yang dibicarakan, semakin banyak dan bertambah pula kenikamatan dan kepuasannya.

Manusia liar dan ganas

Dalam keadaan seperti ini, kita bagaikan manusia yang liar dan ganas. Ketika kita sedang membicarakan keburukan saudara kita sendiri, sama halnya kita sedang mencabik-cabik tubuh saudara kita itu dengan biadab dan tanpa belas kasih.

Perbuatan kita ini bagaikan virus. Ketika zombi menggigit bagian tubuh manusia, maka manusia yang digigit itupun akan menjadi seperti dia. Orang yang terkena virus zombi itupun akan menularkan virusnya itu kepada yang lain. Tidak sedikit dari kita yang mendapatkan virus ini. Artinya, ketika seseorang membicarakan keburukan orang lain, dan kita mendengarkan keburukan tersebut. Kita, sadar atau tidak sadar dengan mudah menyampaikan keburukan itu kepada yang lain. Dan orang lain itu menjadi sama seperti kita karena terkena virus itu.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, musuh-musuh Islam menggunakan salah satu metode ini untuk mendapatkan dan mempertahankan kepentingannya. Mereka membuat keburukan dan kebencian diantara kelompok-kelompok Islam. Mereka mengadu domba satu kelompok dengan kelompok yang lain. Sehingga, dua kelompok itu saling bertikai dan bertengkar. Akhirnya, yang seharusnya kaum muslimin itu bersatu, kini harus terpecah belah dan saling membenci. Situasi inilah yang musuh-musuh Islam inginkan dan sisi inilah yang mereka manfaatkan untuk mendapatkan kepentingannya.

Mungkin, kita bisa sedikit banyaknya mengobati virus ini dengan selalu menjaga rahasia sesama dan membangun kepercayaan diantara kita dan saudara-saudara kita. Coba kita berusaha melihat dan mengintrospeksi diri kita sendiri. Tentunya, kita tidak mau aib kita sendiri diumbar-umbar kepada orang lain. Kita mungkin sudah terlampau sering mencelakakan saudara kita sendiri. Rahasia yang kita tidak jaga, kepercayaan yang kita abaikan dan kata-kata yang kita tidak kontrol. Mulut adalah penyimpan dan pembocor rahasia.  Seandainya, kita mampu menyimpan rahasia dengan benar, insyaallah hidup kita dan saudara-saudara kita terjaga dari bahaya. Semoga.

[qmah_science]

0 komentar: