Friday, October 17, 2014

Belajar Hidup dari Sebuah Kisah

Suatu hari, seorang pemuda pergi ke hutan. Di tengah jalan, tiba-tiba pandangannya tertuju pada seekor singa buas. Tanpa ia sadari, ternyata singa buas itu sedang mengintai dirinya dan hendak menyerangnya. Tidak begitu lama, tiba-tiba singa buas itu meloncat, berlari kencang dan berusaha menyerangnya. pemuda itu sekuat tenaga melarikan diri dari singa buas itu. Hatinya berdebar kencang dan penuh ketakutan ketika singa buas itu hampir menerkamnya. Ia pun merasa sudah putus asa. Sambil berlari kencang ia dapati seutas tali yang tergantung di dalam sebuah sumur yang ada di hadapannya. Ia langsung lari menuju sumur itu dan mengambil tali tersebut serta masuk kedalamnya. Singa buas itu pun terus mengikutinya sampai di tepi sumur itu. Singa buas itu duduk tepat diatas tepi sumur itu sembari menunggu pemuda itu naik keatas kembali.

Ketika pemuda itu baru setengah jalan masuk ke dalam sumur  itu, ia melihat seekor ular besar yang mulutnya terbuka lebar siap memangsa dan memakan dirinya. Pemuda itu sangat ketakutan dan  wajahnya menjadi pucat. Dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba suara asing sampai ketelinganya. Ia pun menengok keatas, didapatinya dua ekor tikus sedang berjalan diatas tali yang sedang ia pegang  dan berusaha menggigit tali tersebut. Pemuda itu berkata dalam hatinya, ”Oh Tuhan! dua tikus ini akan memutus tali ini, sehingga aku akan terjatuh dan ular besar yang ada di bawah itu akan memakanku. Oh Tuhan! Tolonglah aku, jangan sampai dua tikus ini memutus tali yang sedang aku pegang ini. Oh Tuhan! Tolonglah aku, tolonglah aku. Tidak ada yang bisa menolongku kecuali Engkau”.

Ketika pemuda itu membayangkan apa yang akan dialaminya seperti itu, ia sangat tertekan, bingung dan mengalami ketakutan yang amat sangat sembari tetap bertahan dan bergantung di tengah-tengah sumur tersebut. Bahkan, seakan-akan yang akan mengalir dari matanya bukan lagi air mata akan tetapi darah. Tiba-tiba, ia melihat sekelompok lebah madu, yang mana sarangnya tepat berada ditengah-tengah sumur tersebut. Dari mulut lebah-lebah itu mengalir madu. Ia senang sekali ketika melihat madu itu. Saking senangnya dia lupa akan singa buas, ular besar dan dua tikus itu. Dia melupakan apa yang ada di dalam sumur itu. Lupa akan ular besar  yang senantiasa menunggu dirinya. Lupa terhadap singa buas yang senantiasa duduk di atas tepi sumur itu. Dia juga lupa terhadap dua tikus yang siap memutus tali kehidupannya.

Kemudian, pemuda itu memegang tali dengan tangan kirinya dan berusaha mengambil madu dengan tangan kanannya. Belumlah banyak madu yang diambilnya, lebah-lebah itu langsung menyerang dan menggigit sekujur badannya. Akhirnya, dia tidak bisa merasakan nikmatnya madu tersebut.

Sumur yang ada di cerita itu diibaratkan dengan alam dunia. Sebuah tempat yang mana makhluk hidup berada di dalamnya. Termasuk manusia dengan segala aktivitasnya yang mereka lakukan setiap hari. Sang Pencipta membuat alam dunia ini dilengkapi dengan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan manusia.

Tali, diibaratkan dengan usia manusia. Sang Pencipta memberikan usia ini kepada setiap manusia dengan batas waktu tertentu. Ketika waktu itu sampai pada batasannya, maka habis pula usia manusia itu untuk hidup di dunia ini. Jadi, tinggal tunggu waktunya saja.

Dua ekor tikus, diibaratkan dengan siang dan malam. Dua waktu ini adalah yang menggerogoti usia setiap manusia. Tidak pernah siang dan malam ini memberikan kesempatan dan kemurahan kepada manusia untuk berhenti sejenak atau kembali ke masa sebelumnya.

Ular besar, diibaratkan dengan kuburan. Sebuah tempat dengan ukuran tertentu yang disiapkan untuk manusia diakhir hidupnya. Mereka yang masih hidup akan mengantarkan orang yang sudah meninggal ke tempat ini. Tempat ini yang senantiasa menunggu usia manusia terhenti.

Singa buas, diibaratkan dengan kematian. Kematian adalah sesuatu yang pasti dan akan menimpa setiap manusia. Ini adalah sesuatu yang mungkin kebanyakan manusia merasa takut akannya. Mau tidak mau, suka atau tidak suka kematian itu pasti akan datang. Inilah aturan main kehidupan di dunia.

Madu, diibaratkan dengan kemewahan atau kemegahan dunia. Tidak sedikit manusia yang tergelincir dengan kemegahan dunia ini, sehingga menyimpang dari tujuan asli penciptaannya, yaitu beribadah kepada Sang Pencipta. Sebagian manusia menggunakan kemegahan dunia ini untuk sampai pada tujuan asli penciptaannya. Dan sebagian yang lain sebaliknya.

Lebah-lebah, diibaratkan dengan manusia-manusia yang tinggal di alam dunia ini. Sebagian manusia untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya menggunakan cara yang baik dan benar, sesuai dengan aturan yang baik dan benar pula. Sebagian yang lain menggunakan berbagai cara apapun untuk sampai pada apa yang menjadi keingiannya. Baik dengan menyuap orang lain, mengancam, mengusir, menyakiti, menjajah atau bahkan membunuh. Dan untuk mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya menggunakan cara yang sama ketika mereka mendapatkannya.

[qmah_science]

0 komentar: