Tuesday, July 28, 2009

Private Email Andi Malarangeng

From: Andi Mallarangeng
Date: Fri, 3 Jul 2009 18:59:14 -0700 (PDT)
To:
Subject: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Muchlis yang baik tapi sedang gundah,

Menurut saya, kita masih on the track. Isu yang menyudutkan saya di
Makasar, masalah di Medan, DPT bermasalah, atau omongan ngaco PS tentang
GBK tidak akan mempengaruhi pemilih. Apa dia punya bukti kita memanipulasi
media. Masyarakat kan melihat media sendiri lah yang menentukan berita mana
yang pantas mereka turunkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ada
beberapa argumen yang bisa memperkuat keyakinan saya bahwa beragam isu ini
tidak akan mempengaruhi kita.
Pertama, bangsa kita berada pada tahap puncak konsumerisme yang menyebabkan
kaburnya identitas Nasional. Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila itu tinggal
jargon2 saja. Jadi orang akan memiih dari apa yang mereka lihat dan sukai
dan itu jelas masalah pembawaan dan penampilan. Masyarakat konsumen tidak
akan peduli dengan apa yang dibawa oleh orang tersebut. Mau kapatalis,
sosialis, atau neolib sekalipun, mereka tidak akan pedulikan. Yang penting
mereka puas dengan penampilan si kandidat.. Dan kandidat itu adalah
SBY-Boediono. Jadi, kejadian saya di Makassar kemarin itu tidak usah
dipikir terlalu berat, itu hanya sebuah eksperimen kecil saya untuk melihat
apakah isu berbau SARA masih mendapat tempat di masyarakat kita? dan saya
sudah mendapatkan jawabannya, memang betul terjadi sedikit riak di Makassar
sana dan mungkin elektabilitas JK langsung meningkat tajam. Tetapi lihatlah
pada hari pencontrengan nanti, masyarakat tetap tidak akan bergeming dari
pilihan kita. Sebab bagi masyarakat konsumen, yang penting bukanlah isu,
tetapi penampilan dari kandidat. Ibaratnya blackberry vs pancasila, jelas
ketahuan mana yang laku dan tidak sekarang ini. Masyarakat kita mati2an
berhutang kiri kanan buat beli blackberry makin lupa lah sama pancasila.
Ingat bung, Obama bisa jadi presiden hanya karena konsumerisme dan
kapitalisme di AS sedang runtuh sehingga penduduknya kembali ke nilai-nilai
kebangsaannya yaitu “all men are created equal”, makanya kulit hitam bisa
jadi presiden. Kalau ndak ada keruntuhan ekonomi ndak mungkin kejadian tuh
Obama boss.

Kedua, FZ cs tidak percaya bahwa politik aliran sudah mati di Indonesia.
NU, Muhammadiyah apalah yang lain juga sudah tidak seperti dulu lagi. Kita
kan juga liat sendiri, kyai kan UUD juga akhirnya toh, tinggal mana yang
kantongnya paling dalam dan janjiny paling manis aja. Dan kita kan main
cantik sekali seperti anda liat. Lalu, orang seperti ini ini juga tidak
mau belajar dari sejarah kepemimpinan nasional di Indonesia. Sejak negara
ini berdiri, semua presiden yang naik itu karena kecelakaan sejarah. Bung
Karno diangkat menjadi presiden, karena Jepang kalah dari sekutu dan
terjadi vacuum of power pada masa itu. Soeharto naik juga akibat kecelakaan
sejarah yaitu terjadinya peristiwa 65. Nah yang lucu, setelah itu
kecelakaan sejarahnya semakin ngaco. Reformasi bergulir tahun 98,
menghasilkan presiden yang buta. Presiden buta dijatuhkan, naik pula lah
perempuan bisu. Kalau politik aliran memang belum mati, sudah pasti Mega
atau Habibie jadi. Lagipula kalau memang ada politik aliran maka alirannya
pasti jawa, laki-laki, militer dan islam. Non jawa seperti saya dan
teman-teman ini kan sudah memang tempatnya jadi king maker saja, lebih enak
ndak repot tapi kebagian serunya toh. Makanya SBY berbeda, dia muncul by
design yang matang lewat pemilihan langsung.

Ketiga, ancaman tentang gerakan mahasiswa dan rakyat itu sudah tidak
relevan lagi dengan iklim demokrasi sekarang. Hanya mimpi siang bolong yang
bisa menghadirkan kekuatan mahasiswa. Bahkan tahun 98′ pun banyak orang
salah meletakkan sejarah itu sebagai kebangkitan mahasiswa menggulingkan
Soeharto. Padahal bukan begitu. Itu memang jatuhnya Soeharto dan mahasiswa
jadi alat saja, tapi memang jumlahnya besar sekali jadi secara visual
kelihatan seperti sebuah fenomena gerakan mahasiswa yang digerakkan sebuah
pemikiran kebangsaan. Buktinya tidak ada satu pun tokoh mahasiswa yang jadi
legenda karena pemikirannya di tahun 98′. Rama yang jadi tokoh terpopuler
pun ternyata Cuma onggokan omong kosong saja dan sebentar lagi berangkat
pula ke bui. Jadi tidak perlu khawatir mahasiswa kita ndak ada yang
berkualitas pemikirannya sampai bisa menggerakkan massa jadi selalu
menunggu ditungangi. Dan yang menunggangi tidak pernah pintar sehingga
selalu ketahuan sehingga masyarakat tidak pernah percaya lagi sama
kredibilitas demo mahasiswa jadi tenang saja boss. Kita mengontrol pikiran
dan sentiment public sekarang, ndak ada yang bisa kalahkan itu. Sudahlah,
rakyat tidak percaya lagi pada mahasiswa. Kita datangin mereka ke tv saja
mereka sudah senang sekarang. jadi Bos, gerakan mahasiswa itu bukan lagi
suatu hal yang menakutkan sekarang.

Lagipula, taruhlah media tidak lagi “bersahabat”, itu hanya segelintir.
Media itu bisnis bung, owner nya ndak mungkin ambil risiko untuk lima tahun
ke depan. bisa ndak makan mereka kan. Yang penting anda kan sudah
dijelaskan dan ditunjukkan. selama skenario utama tetap terjaga, Cuma
hitungan hari kok dan jadilah kita berangkat ke Bermuda kan haha…… ingat
saja, skenario ini sudah lima kali dites dan tidak pernah gagal.. Dengan
persiapan sudah lebih lama dan panjang, skenario sekarang jauh lebih
sempurna.Ndak usah paniklah dengan semua isu yang berkembang ini, mereka
lupa musuh utama adalah waktu, bukan kita. betul kan? Kalau orang ini
memang bisa berbuat sesuatu kan sudah lama dia lakukan.

Ok boss, nda usah kuatir dengan FZ cs, mereka itu cuma angin sepoi-sepoi.
Tiga hari lagi dan lima tahun ke depan kita selesaikan urusan dengan mereka
satu persatu.

Trims

0 komentar: