Monday, October 20, 2014

Tugas Umat Islam Hadapi Media Barat

Saat ini jumlah blogger Muslim meningkat pesat dan website-website serta laman jejaring sosial Islam telah memulai operasi secara luas untuk menghadapi propaganda-propaganda negatif Barat tentang Islam dan umat Islam.

Kemajuan teknologi cyber internet telah menciptakan kesempatan baru bagi masyarakat dunia untuk saling berkomunikasi. Pada beberapa tahun belakangan ini, internet telah menjadi salah satu alat komunikasi dan informasi paling populer.

Bagi kebanyakan perempuan Muslim, jaringan luas internet global telah berubah menjadi sebuah ruang yang tepat untuk menggali informasi mengenai kewajiban dan hak-haknya dalam agama Islam. Namun di ruang dan kesempatan ini juga terkandung berbagai kendala.

Kita tidak bisa melupakan fakta bahwa internet bisa menjadi bermanfaat dan juga bisa berbahaya. Penggunaan internet dengan segala manfaat yang dimilikinya, juga bisa meningkatkan bahaya karena adanya kemungkinan perolehan informasi-informasi salah dan situs-situs non-Islam.

Sayangnya pada kebanyakan waktu, media-media Barat yang tugas utama mereka adalah menyebarkan pemahaman budaya, menyajikan informasi-informasi mengenai isu-isu yang tengah berkembang dan mendidik seluruh rakyat dunia, mereka juga menyebarkan informasi-informasi salah, menyajikan foto-foto vulgar, negatif dan memberikan gambaran-gambaran yang salah tentang Islam dan Muslim.

Apa yang bisa dilakukan oleh umat Islam untuk menumbangkan kendala-kendala ini adalah memberikan informasi yang benar dan pengetahuan yang riil mengenai Islam dan menciptakan situs-situs yang berasas pada mazhab untuk menyebarkan akidah-akidah Islam dan mazhab.

Media-media Barat secara kebetulan karena ketiadaan pengetahuan yang mencukupi atau secara sengaja karena sensitifitas sepihak, telah memberikan informasi-informasi yang tak rinci dan laporan-laporan yang tak benar tentang Islam, dan karena inilah sehingga para audiens yang terpengaruh dengan pandangan-pandangan salah ini akhirnya berprasangka negatif terhadap Islam dan Muslim.

Salah satu pemahaman salah yang paling populer dan sayangnya biasanya dipercayai oleh masyarakat Barat adalah kaitan antara Islam dan kekerasan. Para koresponden surat kabar Barat memperkenalkan Islam sebagai sebuah agama berdarah, teroris dan ekstrimis.

Kepada para audiensnya, media-media ini menjelaskan begitu banyak kata-kata dalam Islam dengan makna yang sangat berbeda, misalnya “jihad“ yang dalam Islam berarti “perang suci” atau “perlawanan di jalan Allah”, oleh rakyat Barat dianggap sebagai sebuah persoalan yang tidak rasional dan sebuah tindakan yang berdasar pada kekerasan terhadap non-Muslim.

Padahal kata jihad di dalam Islam bermakna segala aktivitas yang dilakukan oleh kaum Muslim karena Tuhan, sebagai contoh menimba ilmu, memperjuangkan keadilan, membantu rakyat miskin dan bahkan mencegah diri dari melakukan hal-hal yang buruk akan dikategorikan sebagai jihad.

Makna lain dari kata jihad adalah bertahan dalam menghadapi penyerang yang tak lain seperti tindakan-tindakan yang dilakukan oleh gerakan-gerakan Palestina dan Lebanon dalam menghadapi serangan rezim Zionis.

Akan tetapi sayangnya, pertahanan rakyat Palestina menghadapi zionis Israel oleh media-media Barat disebut sebagai serangan-serangan fanatic dan ekstrimis mazhab, sementara genosida dan pembantaian massal yang dilakukan oleh Israel di Gaza disebut sebagai operasi pertahanan melawan milisi militer Islam.

Sebagai contoh, biasanya dalam laporan-laporan berita kita mendengar dari media-media Barat misalnya dua orang serdadu Israel telah menjadi sasaran peluru milisi militer Palestina, namun mereka selalu mengesampingkan apa yang ada di balik kenyataan ini. Para koresponden surat kabar Barat ini lupa mengatakan bahwa warga Palestina menembak serdadu Israel demi mempertahankan rumah dan rumah tangganya dari mereka yang bermaksud mengganggu dan menghancurkan miliknya.

Jika para informan media-media ini ingin memperlihatkan kebenaran, seharusnya mereka mengatakan “Dua orang dari komando Israel telah ditembak oleh para warga Palestina saat hendak menghancurkan sebuah pedesaan di Palestina.” Akan tetapi media-media Barat berupaya untuk membalikkan kenyataan dan menggambarkan wajah yang tak benar tentang umat Muslim.

Demikianlah akhirnya sehingga pertahanan umum menghadapi penjajahan Amerika di Irak kemudian dinamakan sebagai gerakan radikal ekstrimis, dan kemajuan program nuklir damai di Iran dimaknakan sebagai ancaman untuk Barat.

Sementara itu perang, ancaman dan intimidasi yang dilakukan oleh Amerika di Afghanistan mereka sebut sebagai perang melawan terorisme; dan tindakan-tindakan provokator terhadap Iran, mereka anggap sebagai perlawanan untuk demokrasi dan keadilan.

Media-media Barat senantiasa menggambarkan umat Islam sebagai orang-orang yang selalu menenteng senjata dan mereka juga memberikan julukan kepada umat ini sebagai kelompok yang fundamentalis, tentunya julukan ini mereka tafsirkan sesuai dengan metode mereka sendiri.

Pada hakikatnya fundamentalis mendefinisikan sebuah metode yang digunakan oleh para Mukmin untuk menerapkan mazhab dan makna kecenderungan secara sempurna, dan merupakan upaya atau sebuah ideologi yang digunakan oleh kelompok atau sebuah mazhab untuk menyebarkan keyakinan-keyakinan mendasarnya.

Kendala besar lain yang kita hadapi adalah jika di sebagian negara yang berpenduduk mayoritas Muslim terjadi kekerasan dalam masalah politik, maka media Barat akan segera menisbahkan hal ini kepada Islam. Misalnya ketika terjadi sebuah konflik berdarah di beberapa negara Afrika antara pemimpin-pemimpin kabilah karena memperebutkan sebidang tanah kemudian mereka terbunuh secara tak berdosa. Pada hakikatnya apa yang dilakukan oleh orang-orang ini berbeda dan bertolak belakang dengan pandangan Islam. Akan tetapi media-media Barat menempatkan peristiwa seperti ini sebagai sebuah gambaran kehidupan di sebuah negara Islam untuk menunjukkan bahwa Islam adalah pelaku kekerasan.

Ini terjadi sementara media-media ini tidak memberikan pandangan-pandangan seperti ini terhadap agama-agama lainnya, sebagai misal, ketika agen-agen informasi internasional mengemukakan tentang laporan-laporan penyiksaan di penjara-penjara militer Amerika di Irak, mereka yang menyiksa para tawanan adalah orang-orang Kristen, akan tetapi media-media ini mengatakan, bukan berarti bahwa tindakan ini berkaitan dengan agama Kristen, selanjutnya merekapun bungkam sama sekali tidak pernah menyinggung masalah ini. Demikian jugalah sebenarnya yang terjadi di Afrika. Tindakan yang dilakukan oleh para pemimpin kabilah Afrika pun tidak ada kaitannya dengan Islam. Akan tetapi kenapa media Barat senantiasa menisbahkan tindakan-tindakan ini kepada Islam dan mencoba membesar-besarkan masalah ini?!

Satu lagi topik yang menjadi kesukaan media Barat adalah bahwa hak-hak perempuan dalam Islam telah terlanggar. Pada prinsipnya, Islam merupakan sebuah agama yang menganggap bahwa laki-laki mempunyai hak dan kedudukan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan.

Hijab Islam, oleh media Barat lebih sering ditampakkan sebagai sebuah indikasi kezaliman dan diskriminasi terhadap perempuan, akan tetapi media-media ini sama sekali tidak pernah menyinggung tentang Rasulullah saw sebagai reformis terbesar dalam sepanjang sejarah bagi hak asasi perempuan.

Perempuan Muslim telah mendapatkan hak untuk memberikan suara beberapa kurun sebelum para perempuan Barat mendapatkannya, dan ini merupakan salah satu indikasi bahwa jika ajaran Islam diterapkan dengan baik di dalam masyarakat, maka masyarakat tersebut akan bisa menjadi masyarakat teladan dan terbaik, dan jika sebuah masyarakat telah melupakan hak-hak kemanusiaan, maka hal ini berarti bahwa masyarakat seperti ini tidak sesuai dengan ajaran Islam. Akan tetapi media Barat biasanya lupa untuk mengingatkan masalah ini kepada para audiensnya.

Dan jalan terbaik untuk menghadapi informasi-informasi salah yang dikemukakan oleh media Barat dalam setiap dimensinya mengenai Islam adalah memperluas dan memperbanyak media-media Islam untuk memberikan informasi-informasi yang rinci, detail dan benar untuk meningkatkan kesadaran opini masyarakat tentang nilai-nilai agama Islam.

Untungnya internet Islam dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami peningkatan yang sangat pesat. Akan tetapi kendati demikian, pengenalan Islam yang hakiki melalui website masih harus melintasi jalan yang panjang untuk memperoleh keberhasilan yang memuaskan.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah begitu banyak dibentuk dan dimulai ruang-ruang pendidikan yang berasaskan pada parameter Islam, perancangan masjid-masjid maya secara online, peningkatan komunikasi dan juga program-program khusus di dunia website.

Internet telah menciptakan keberhasilan baru untuk para pengguna media hingga berubah menjadi pencetus-pencetus media untuk menyampaikan informasi. Walhasil, saat ini kita telah menyaksikan begitu banyak halaman-halaman pribadi pengguna di ruang website.

Komunitas blogger Muslim semakin hari semakin meningkat dan kelompok-kelompok Islam di jejaring sosial terkenal telah memulai kegiatannya.

Di antara tindakan lain yang telah dilakukan dalam memperluas media-media Islam adalah pembentukan website-website sosial Islam yang menyajikan pelayanan-pelayanan yang berasaskan pada hukum-hukum, prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran Islam.

Kendati internet Islam masih belum bisa menjadi sebuah bagian dari ruang web. Akan tetapi saat ini proses ini mengalami kemajuan yang menakjubkan. Dengan cara ini diyakini media-media Islam akan mampu menghadap propaganda-propaganda negative dari media-media Barat.[]

0 komentar: