Sebab dia bingung, kepada siapa dia akan minta dibangunkan untuk sahur. Mau menegur istrinya duluan, itu tidak mungkin dia lakukan, hatinya lagi sewot bukan kepalang.
Akhirnya, sang suami memutuskan untuk menulis sebuah pesan pada selembar kertas.
"Dik, tolong bangunkan aku pukul tiga," begitu bunyi pesan singkat yang dia tulis dan letakkan di atas meja.
Tapi apa lacur, keesokan harinya, sang suami menemukan ia terjaga pada pukul sembilan pagi. Sial, gerutunya dalam hati.
Di atas meja tempat ia meninggalkan pesan tadi malam, ia mendapati sepucuk pesan balasan dari sang istri. "Mas, bangunlah. Ini sudah pukul tiga," begitu bunyi pesan itu. []
0 komentar:
Post a Comment