Hal ini dapat di lihat ketika terjadi konflik dengan Israel, pejuang Palestina selalu menunjukkan semangatnya untuk melawan musuh dengan senjata yang tidak sebanding dengan senjata musuh. Namun meskipun keterbatasan senjata tidaklah membuat mereka berhati kecil, putus asa dan mudah menyerah, karena mereka tahu bahwa hal ini merupkan persoalan hak penduduk Palestina yang harus di pertahankan dan di bela. Israel tidaklah berhak merebut tanah palestina dan menginjak-ngenjak bangsa palestina
Konflik yang berkepanjangan ini tidaklah mudah di selasaikan, sebab hal ini persoalan yang harus di tangani dan di selesaikan secara internasional. Namun anehnya, konflik ini pada kenyataannya tidak pernah selesai bagaikan film serial yang terus bersambung; serial pertama selasai muncul serial kedua dan begitu seterusnya. Memang kadang terjadi perdamaian selang beberapa bulan atau beberapa tahun, namun kemudian meletus lagi.
Sekarang (bertepatan dengan tahun baru islam) terjadi lagi konflik yang cukup panas antara pejuang palestina dan Israel. Sejak konflik beberapa hari hingga sekarang, serangan Israel ke Gaza telah merengut nyawa sekitar 700 (tujuh ratus korban), yang mayoritas masyarakat sipil dan anak-anak di bawah usia. Udara di Gaza di selimuti dengan asap letusan bom-bom Israel, tumpahahan darahpun terus mengalir bagaikan mata air yang mengalir, sementara dunia hanya menjadi saksi. Alangkah kejamnya manusia yang selalu punya rasa dendam dan merebut hak orang lain, sungguh sangat biadabnya tindakan Israel itu dengan membabi buta.
Anehnya, konflik ini seakan-akan hanya menjadi tayangan PBB yang hendak di saksikan di layar TV tanpa ada yang protes. Padahal persoalan ini dapat di selesaikan hanya melalui PBB. Jika tidak maka konflik ini tidak akan pernah selasai. PBB hanya menjadi saksi bisu tanpa mengeluarkan sepatah katapun menengahi penyelesaian dan perdamaian.
Maklum PBB hanya di peralat oleh Amerika yang mendukung penuh terhadap Israel dan menjadi sebatas simbol ketika di hadapkan pada konflik Palestina-Israel. Penyelesaian lewat dua belak pihak” palestina-Israel” tidaklah akan menjamin secara penuh atas perdmaian di palestina. Oleh karena itu, sekarang PBB harus bertindak dengan cepat untuk menangani perdamaian itu dan harus tegas tanpa di tunda-tunda lagi. [suaramerdeka/remaja/artikel]
Konflik yang berkepanjangan ini tidaklah mudah di selasaikan, sebab hal ini persoalan yang harus di tangani dan di selesaikan secara internasional. Namun anehnya, konflik ini pada kenyataannya tidak pernah selesai bagaikan film serial yang terus bersambung; serial pertama selasai muncul serial kedua dan begitu seterusnya. Memang kadang terjadi perdamaian selang beberapa bulan atau beberapa tahun, namun kemudian meletus lagi.
Sekarang (bertepatan dengan tahun baru islam) terjadi lagi konflik yang cukup panas antara pejuang palestina dan Israel. Sejak konflik beberapa hari hingga sekarang, serangan Israel ke Gaza telah merengut nyawa sekitar 700 (tujuh ratus korban), yang mayoritas masyarakat sipil dan anak-anak di bawah usia. Udara di Gaza di selimuti dengan asap letusan bom-bom Israel, tumpahahan darahpun terus mengalir bagaikan mata air yang mengalir, sementara dunia hanya menjadi saksi. Alangkah kejamnya manusia yang selalu punya rasa dendam dan merebut hak orang lain, sungguh sangat biadabnya tindakan Israel itu dengan membabi buta.
Anehnya, konflik ini seakan-akan hanya menjadi tayangan PBB yang hendak di saksikan di layar TV tanpa ada yang protes. Padahal persoalan ini dapat di selesaikan hanya melalui PBB. Jika tidak maka konflik ini tidak akan pernah selasai. PBB hanya menjadi saksi bisu tanpa mengeluarkan sepatah katapun menengahi penyelesaian dan perdamaian.
Maklum PBB hanya di peralat oleh Amerika yang mendukung penuh terhadap Israel dan menjadi sebatas simbol ketika di hadapkan pada konflik Palestina-Israel. Penyelesaian lewat dua belak pihak” palestina-Israel” tidaklah akan menjamin secara penuh atas perdmaian di palestina. Oleh karena itu, sekarang PBB harus bertindak dengan cepat untuk menangani perdamaian itu dan harus tegas tanpa di tunda-tunda lagi. [suaramerdeka/remaja/artikel]
0 komentar:
Post a Comment