Bagaimana kita menghadapi insting atau naluri seksual?
Jawab :
Allah, Yang Mahabijaksana, menempatkan insting atau naluri tersebut pada diri manusia. Karena itu, kita tidak perlu melumpuhkan atau membunuhnya, tetapi harus mengontrol dan mengarahkannya. Keberadaan insting seksual itu merupakan kemestian untuk pemeliharaan, kesinambungan dan penyempurnaan generasi manusia. Seandainya tak ada perut, manusia akan mati kelaparan. Kalau saja emosi tidak ada, manusia tidak akan melakukan pertahanan dan pembelaan diri. Andaikata syahwat tidak ada, maka terputuslah generasi manusia.
Dan jangan lupa, untuk memenuhi naluri ini haruslah dilakukan melalui jalan yang benar. Sebab, insting-insting ini bagaikan tabung gas, yang apabila masuk ke kompor gas dengan benar, dapat menghasilkan panas yang cukup dan berguna untuk memanaskan dan memasak makanan. Tapi bila tanpa kendali, tabung gas bisa meledak dan berbahaya.
Bersolek bagi wanita adalah kecenderungan. Kecenderungan ini, apabila dilakukan di dalam rumah, akan menjadikan hidup bermasyarakat ini manis dan penuh kasih sayang. Namun jika bersolek itu dilakukan di luar rumah, di jalan, di pasar, akan menjadi penyebab gonjang-ganjingnya keluarga-keluarga yang lain. Seorang lelaki yang melihat wanita bersolek di jalan-jalan, ketika pulang ke rumah boleh jadi akan berkurang menunjukkan rasa cinta terhadap istrinya. Sebab fenomena di jalan telah mencabik-cabik rasa cintanya terhadap sang istri.
Di samping itu, keadaan seperti ini dapat menguatkan gejolak liar dalam dada kaum bujang. Ia ibarat api yang disiram bahan bakar yang akan melahap setiap benda di dekatnya. Atau, ia dapat menyeret pada pikiran menyimpang dan niat buruk. Dan akibat selanjutnya, timbul dampak-dampak buruk di masyarakat, seperti lari dari rumah, intimidasi, bunuh diri, penyakit kelamin, penyakit psikologis, dan anak-anak jalanan/terlantar.
0 komentar:
Post a Comment