Tuhan memerintahkan kita mengerjakan shalat. Dalam shalat pun kita harus menghadap Ka'bah. Apakah itu berarti bahwa Tuhan membutuhkan ibadah kita?
Jawab :
Seandainya seluruh manusia membangun rumah dengan tata letak sedemikian rupa agar menghadap ke arah matahari untuk memperoleh porsi tertentu dari cahayanya, maka hal itu tidak akan menambah apapun pada matahari. Atau, andaikata semua manusia membangun rumah dengan model membelakangi matahari, itu pun tidak akan mengurangi sedikitpun dari matahari. Faktanya, matahari tetap bersinar setiap hari tanpa membutuhkan apapun dari inisiatif dan perbuatan manusia. Tetapi bagi manusia yang sadar akan kebutuhannya terhadap sinar matahari, serta zat-zat yang diperlukan tubuh, maka dia akan mengupayakan diri sedemikian rupa untuk membangun rumah dengan posisi tertentu yang berhadapan dengan matahari, demi memperoleh manfaat sinarnya.
Allah Swt Yang Mahakaya, menyuruh kita shalat dan beribadah kepada-Nya, tanpa sedikitpun memerlukan ibadah kita itu. Tetapi, ketika kita meyakini bahwa perintah shalat dan menghadap Ka'bah itu keluar dari Yang Mahabijaksana dan Mahakaya, pastilah ada manfaat yang kita peroleh dari setiap kali melakukan perintah itu.
Manusia tentu akan mendapatkan karunia dan nikmat tertentu apabila dia mau beribadah kepada-Nya. Sebab, setiap perintah Yang Mahabijaksana pasti akan mengisi setiap celah kekurangan dalam diri manusia. Hanya dengan melakukan shalat dan beribadah kepada-Nya itulah manusia bisa menjadi sempurna.
Al-Quran mengatakan, "Jika kamu dan siapa pun yang ada di muka bumi ini seluruhnya nengingkari (nikmat Allah), maka itu semua tidak akan berpengaruh sedikitpun pada Allah. Sebab, Dia Mahakaya bagi seluruh ciptaannya." dan "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji." []
0 komentar:
Post a Comment