Mengapa kita khawatir dan takut mati?
Jawab:
Ketika seorang pengemudi merasa geliash dan khawatir di tengah ia menempuh perjalanan, penyebabnya mungkin ada beberapa hal, seperti: kehabisan bensin, dirampok, atau ditambahnya beban angkutan. Penyebab kekhawatiran lain mungkin karena pengemudi-pengemudi yang lain melaju lebih cepat sehingga ia tertinggal, atau tersesat di jalan. Atau mungkin juga, sesampai di tujuan, ia merasa tidak tersedia tempat untuknya. Atau, orang-orang yang satu perjalanan dengannya adalah ahli maksiat.
Kalau saja seseorang membawa bekal yang lazim (baca: kebajikan) untuk kehidupan setelah kematiannya, ia tidak perlu merasa khawatir dan takut menghadapi kematian. Seseorang yang menjalani kehidupan secara benar tanpa melakukan pelanggaran atau penyimpangan. Ia mengetahui jalan-jalan dan hanya memilih jalan yang lurus. Ia mengincar suatu tempat tertentu setelah tiba di akhir perjalanannya. Ia bergaul dengan orang-orang saleh, sehingga langkah kakinya sesuai jalur dan ketentuan kebenaran. Maka –jika memang demikian adanya- untuk apa lagi ia merasa khawatir dan takut?
Ketika seorang pengemudi merasa geliash dan khawatir di tengah ia menempuh perjalanan, penyebabnya mungkin ada beberapa hal, seperti: kehabisan bensin, dirampok, atau ditambahnya beban angkutan. Penyebab kekhawatiran lain mungkin karena pengemudi-pengemudi yang lain melaju lebih cepat sehingga ia tertinggal, atau tersesat di jalan. Atau mungkin juga, sesampai di tujuan, ia merasa tidak tersedia tempat untuknya. Atau, orang-orang yang satu perjalanan dengannya adalah ahli maksiat.
Kalau saja seseorang membawa bekal yang lazim (baca: kebajikan) untuk kehidupan setelah kematiannya, ia tidak perlu merasa khawatir dan takut menghadapi kematian. Seseorang yang menjalani kehidupan secara benar tanpa melakukan pelanggaran atau penyimpangan. Ia mengetahui jalan-jalan dan hanya memilih jalan yang lurus. Ia mengincar suatu tempat tertentu setelah tiba di akhir perjalanannya. Ia bergaul dengan orang-orang saleh, sehingga langkah kakinya sesuai jalur dan ketentuan kebenaran. Maka –jika memang demikian adanya- untuk apa lagi ia merasa khawatir dan takut?
0 komentar:
Post a Comment