Friday, October 2, 2009

Mengapa Tentara-Tentara Zionis Israel Cenderung Brutal?



Angkatan Bersenjata Israel kini berada dibawah pengaruh rabbi-rabbi Yahudi radikal yang mendoktrin para tentara Israel untuk tidak menaruh belas kasihan pada warga Palestina dan jangan sungkan-sungkan membunuh warga Palestina yang tak berdosa.

Kuatnya pengaruh rabbi-rabbi radikal di tubuh militer Israel, mulai tercium saat rejim Zionis itu menggelar operasi "Cast Lead" ke Jalur Gaza bulan Januari lalu, dimana pasukan Israel melakukan serangan brutalnya terhadap warga Gaza yang sudah tak berdaya akibat blokade ekonomi dan sosial yang diberlakukan Israel di wilayah itu.

Belakangan terungkap bahwa kebrutalan pasukan Israel dalam agresi itu tidak lepas dari indoktrinasi yang dilakukan para rabbi Yahudi yang bertugas di dinas kemiliteran Israel. Sebelum agresi ke Gaza, para rabbi garis keras itu membagikan boklet yang isinya memprovokasi para tentara untuk tidak menunjukkan belas kasihan pada warga Gaza yang mereka sebagai musuh.

Militer Israel membantah adanya pembagian boklet itu dan berdalih bahwa kepala rabbi militer tidak pernah menyetujui penyebaran boklet tersebut-yang diklaim ditulis oleh seorang rabbi beraliran ultranasionalis-di kalangan tentara. Tapi sejumlah tentara Israel mengakui bahwa hingga kini makin banyak rabbi-rabbi radikal yang menancapkan pengaruhnya di kemiliteran, sehingga terjadi gap yang cukup tajam antara tentara yang relijius dan tentara yang menganut paham sekuler.

Seorang tentara Israel bernama Ram mengungkapkan, apa yang diajarkan oleh bagian pendidikan militer dan apa yang diajarkan dalam materi yang diberikan para rabbi militer sangat bertolak belakang.

"Pesan yang disampaikan dalam materi para rabbi militer sangat jelas bahwa 'kita adalah orang Yahudi. Kita datang ke tanah ini karena mukjizat. Tuhan-lah yang membawa kita kembali ke sini dan sekarang kita harus berjuang untuk mengusir mereka yang bukan Yahudi yang dianggap mengganggu penaklukan Yahudi atas tanah suci ini'," papar Ram.

Doktrin itu membuat Ram merasa bahwa sebagai tentara Israel ia sedang diperintah untuk menjalankan "perang agama". Dan apa yang dirasakan Ram bukan sekedar isapan jempol semata, karena banyak laporan yang menyebutkan bahwa militer Israel kini dikuasai oleh orang-orang yang meyakini bahwa perang yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina adalah "Perang untuk Tuhan."

Laporan yang dibuat BBC misalnya menyatakan bahwa pengaruh rabbi-rabbi militer di angkatan bersenjata Israel kini makin kuat. Mereka bukan hanya dilatih dalam teknik peperangan tapi juga diberi indoktrinasi keagamaan dan para rabbi militer itu menjadi bagian dari pasukan elit militer Israel.

Pada BBC, Gal Einav, tentara Israel yang mengaku tidak terlalu relijius mengatakan bahwa retorika bernuansa keagamaan sangat kental di kemiliteran mulai dari basis militer, barak-barak tentara sampai di medan pertempuran. "Begitu para tentara disuruh mengangkat senjata, mereka juga dibekali kitab mazmur," ungkap Einav.

"Rasanya seperti akan melakukan perang agama seperti perang salib. Saya resah dengan kondisi ini. Agama dan kemiliteran seharusnya tidak dicampuradukkan," keluh Einav.

Namun para rabbi militer beralasan bahwa tugas mereka adalah menumbuhkan semangat di kalangan prajurit. "Semangat Yahudi yang tidak pernah padam mulai dari masa Alkitab sampai kedatangan Mesiah," tukas Letnan Shmuel Kaufman pada BBC. [eramuslim]



0 komentar: